Mengenal Ikan Arwana dari Sejarahnya

Teman-teman superperikanan, apa kabar kalian semua, semoga baik-baik saja, oya bagi kita ini yang cinta ikan khususnya ikan arwana tentu sudah sangat akrap dengan ikan hias yang cantik ini, demikian pula, seperti ada yang kekurangan jika teman-teman sekalian tak mengenal sejarah ikan ini.

Dengan begitu kami akan memaparkan sejarah lengkap ikan arwana untuk sahabat sekalian, daripada banyak basa-basi yuk langsung kita menuju ke lokasi kejadian.

Pertengahan abad ke-19, para ahli  tidak hanya saja menemukan jejak fosil arwana, namun juga arwana hidup.

Ilmuwan yang dikenal muller serta schlegel berkebangsaan Jerman menemukan ikan arwana pada tahun 1845, lalu mereka menamakan  ikan cantik itu dnegan sebutan Osteoglossum formosum.

Pada tahun 1913 hasil temuan mereka dimasukkan ke dalam genus Scleropages dan spesies formosus oleh dua ilmuan zoologi berkebangsaan Belanda Max Weber dan L.F de Beaufort.
"IKAN ARWANA GOLDEN RED"

Pada tahun 1864 ilmuan dari negara Rattu Elizabet bernama Albert Ghunter menemukan arwana jenis lain, dan itu dinamai scleropages leichardti (spotted baramundi). Pada tahun 1892 arwana jenis scleropages jardini ditemukan oleh  Saville-kent naturalis dan juga entomologis (seorang ahli serangga) dari Inggris.

Ilmuwan jepang bernama Kanazawa menemukan arwana jenis Osteoglossum ferreirai (arwana hitam perak) di daerah perairan Brazil.

Orang-orang yang mendiami di sekitar habitat hidup ikan arwana sudah lama mengenal ikan ini, di luar temuan para ilmuan. Mereka menamakannya dengan sebutan yang sangat beragam, misalnya Tangkelese (Jambi), Siluk (Kalimantan), Piracucu (Brasil) dan Kelesa (Riau).
"IKANA ARWANA TERMAHAL DI DUNIA"

Dua puluh tahun yang lalu, senjang kepopuleran Arwana di luar negeri dan juga dalam negeri memang terentang cukup lama.  Awalnya, ikan-ikan yang dipublikasi di majalah Tropical Fish Hobbyest baru bisa sampai ketangan pembudidaya setelah beberapa bulan kemudian.

Akan tetapi, dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, suatu kejadian yang terjadi di Indonesia, detik itu juga di akses oleh orang di negara lain.

Itulah mengapa kiprah perusahaan penangkaran arwana di Indonesia menarik hobiis mancanegara untuk meliputnya. Demikian pula kiprah pengusaha ikan hias di negeri jiran, menarik minat hobiis kita untuk memperdalam ilmu itu.


Pada tahun 2004, Indonesia menempati urutan keempat sebagai eksportir ikan hias dunia dengan nilai US$ 12.648.000. Urutan pertama Singapura dengan nilai  US$ 41.460.000, Malaysia US$ 17.559.000, dan Republik Czenia US$ 13.353.000.

Seiring kemajuan zaman, kecendrungan orang-orang memelihara Arwana di dalam negeri semakin menunjukkan peningkatan, bersamaan keluarnya peraturan pemerintah tentang ikan cantik yang perlu di lindungi itu, sejarah kehidupan arwana pun menjadi berubah, apapun kegiatan yang dilakukan oleh para hobiis harus selalu di ketahui oleh orang lain.

Subscribe to receive free email updates: